Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Kemiskinan

ilmu pengetahuan
Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.

Pengetahuan :
Aristoteles merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan merangsang budi.
Decartes ilmu pengetahuan merupakan serba budi.
Bacon dan David Home ilmu pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin
Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman
Phyroo tidak ada kepastian dalm pengetahuan

Langkah - langkah memperoleh ilmu :
  • Pengamatan, ialah suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistematis , menggolongkan dan membuktikan dengan cara analisis, sintesis, induktif, dan dedukatif
  • Pengujian kesimpulan yang telah di dapat sebelumnya.
4 sifat ilmiah untuk memperoleh pengethauan yang ilmiah dan objektif :
  1. Tak pamrih
  2. Selektif
  3. Kepercayaan
  4. Merasa teori terdahulu telah mencapai kepastian

Teknologi
Dalam penerapannya sebagai jalur utamadalam menyongsong masa depan yang lebih baik dan diiringi dengan oikiran yang rasional tentunya

Menurut Sastropratedja(1980) fenomena teknik pada masyarakat mempunyai ciri :
  1. Raionalitas ( teknik jadi tindakan yang direncanakan)
  2. Artifisialitas (sesuatu yang buatan menjadi tidak alamiah)
  3. Otomatisme (non teknis jadi teknis)
  4. Teknis (menjadi kebudayaan)
  5. Monisme (teknis bersatu menjadi saling bergantung)
  6. Universalisme( teknik yang bisa menguasai kebudayaan)
  7. Otonomi (teknik ber kembang menurut prinsip masing-masing)

Kemiskinan
Menurut Emil Salim(1982) kemiskinan lazim dilukiskan sebagai kurangan pendapatan untuk memenuhi kebutujan hidup yang pokok, dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat tinggal, dll.

Batas Minimum Untuk memenuhi kebutuhan pokok dipengaruhi oleh...
  1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok
  2. posisi manusia dalam lingkungan sekitar
  3. kebutuhan obyektif manusia untuk bisa hidup



indi hapsari

17108298

1 Ka 26

Read Users' Comments (0)

Masyarakat Perdesaan Dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat
Arti Luas
Suatu keseluruhan dari hubungan hidup bersama yang tidsk terbatasi oleh lingkungan bangsa dll.

Arti Sempit
Kelompok manusia yang dibatasi oleh aspek seperti teritorial, bangsa dsb...

Menurut .....
:) R. Linton
-kelompok manusia yang lama hidup dan bekerja sama, mengorganisasi kan dirinya, berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas tertentu.

:)M.J. Herkovits
-Kelompok individu yng diorganisasikan dan mengikuti aturan.

:)J.L. Gillin & J.P. Gillin
-Kelompok terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap & persatuan.

:)S.R. Steinmetz
-Kelompok terbesar diikuti dengan kelompok kecil yang punya hubungan erat satu sama lain.

:)Hasan Shadily
-Golongan besar atau kecil dari beberapa manusia dengan pengaruh pertalian secara bergolongan.

Pada Pendefinisian diatas belum mengalami proses fundamental yaitu:
  1. Adaptasi & Organisasi dari tingkah laku para anggotanya
  2. Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun (L Esprit De)
Syarat dikatakan sebagai suatu Masyarakat adalah
  • Harus ada kumpulan manusia dengan banyak manusia
  • Bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah
  • ada aturan/ UU yang mengatur mereka
Dari Cara Terbentuknya suatu Masyarakat dibagi atas...
:( Masyarakat Paksaan (Negara, masyarakat tawanan dll)
:() Masyarakat Merdeka:
* Natur : masyarakat terjadi dengan sendirinya ( suku, gerombolan & keturunan)
* Kultur : terjadi karena kepentingan duniawi / kepercayaan (Koperasi, gereja dll)

Dua tipe Manusia...

# Kecil & Kompleks : belum mengenal pembagian kerja, struktur dan aspek-aspeknya
# Sudah Kompleks : bisa spesialisasi dalam bidang karena ilmu pengetahuan maju

Masyarakat Perkotaan( Urban Community)

Ciri-ciri nya...
  1. Agama Kurang
  2. individualis, akibat dari perbedaan kepentingan dan paham
  3. Pembagian tugas lebih tegas dan punya batas nyata
  4. Mudah mencari lahan pekerjaan
  5. Jalan pikiran rasional yang dianut berdasarkan faktor kepentingan dan pribadi saja.
  6. Pentingnya waktu
  7. perubahan sosial tampak jelas
Unsur -unsur yang harus dimiliki oleh Perkotaan
1. wisma
2. Karya
3. Marga
4. Suka
5. Penyempurnaan

Masyarakat Pedesaan

Ciri-cirinya....
  1. Homogenitas sosial
  2. hubungan primer
  3. Kontrol sosial kuat
  4. Gotong royong
  5. ikatan sosial
  6. magenis Religius
  7. Pola kehidupan

Unsur Desa
1. Daerah
2. Penduduk
3. Corak Kehidupan
4. Masyarakat


Hubungan DESA dangan KOTA

  1. masyarakat pedesaan bukan dua komunitas terpisah
  2. bersifat ketargantungan
  3. Kota bergantung Desa dalam hal pangan
  4. Desa identik dengan tenaga kasar pada jenis pekerjaan tertentu di kota (buruh bangunan, tukang pikul dll)
  5. pekerja dari desa musiman
  6. Kota sebagai penghasil barang yang dibutuh kan di desa
  7. Kota menyediakan pekerja yang melayani bidang jasa yang dibtuhkan oleh desa
  8. Peningkatan hasil tani hanya dapat di usahakan melalui intensifikasi budi daya pada bidang ini
  9. kota terpaksa memenuhi kebutuhan pangan diluar negeri
  10. Peningkatan Jumlah penduduk tanpa perluasan kesempatan kerja, terjadi kepadatan penduduk
  11. kelompok penganggur di desa
Perbedaan DESA & KOTA
Lingkungan umum dan oreantasi terhadap alam
Desa..
Lebih dekat dengan alam karena lokasi geografisnya didaerah pegunungan umumnya, masih percaya akan hukum alam.

Kota...
bebas dari relitas alam

Pekerjaan
Desa..
tidak lepas dari kegiatan usaha, seperti bertani, dagang

Kota..
Banyak sekali berbagai macam bidang usaha



Urbanisasi & Urbanisme
Urbanisasi?
proses perpindahan penduduk dari desa ke kota

aspek pencetus Urbanisasi
  1. Daerah dituju merupakan pusat pemerintahan (ibu kota)
  2. letaknya strategis untuk kawasan perekonomian


indi hapsari

17108298

1 KA26





Read Users' Comments (0)

TELEMATIKA

Perintis Pertama kali yang menggunakan kata telematika adalah Simon Nora dan Alan Minc kebangsaan perancis pada tahun 1978 dalam bukunya L’informatistion de la Societe. Telematika yang berasal dari kata “Telematique “ yang diambil dari kata Telekomunikasi dan Informatika.

Telekomunikasi (Telecomunication) berarti berhubungan lebih dari dua orang saling bertukar informasi, atau bisa disebut juga suatu teknik berkomunikasi.

Informatika (informatics) mencakup struktur, sifat dan interaksi dari beberapa sistem yang digunakan untuk mengumpulkan data, proses dan menyimpan hasil pemrosesan data dan menampilkan nya sebagai suatu informasi. Menurut informasi bahwa telematika juga dikenal sebagai The new hybrid technology yang lahir karena perkembangan teknologi digital.

Jadiiiiiiiiiiii Telematika itu adalah suatu sistem yang berjalan atas konsep komputer dan komunikasi. Atau bertemunya suatu jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Perkembangan Telematika saat ini

Perkembangan Telematika sudah berkembang amat sangat pesat bisa dilihat sistem aplikasi handphone saat ini, handphone digunakan bukan hanya sekedar telepon dan sms saja tapi sudah merangkap keseluruhan seperti, kamera, bisa browsing, GPRS, GPS dll. Selain itu sudah banyak pihak yang memanfaatkan kegunaan telematika itu sendiri . contohnya saja banyak perusahaan memakai jasa internet untuk berkomunikasi antar data, jasa e-bussiness, e-banking bahkan dalam sistem pembelajaran di modifikasi dengan perkembangan Telematika mencipta kan gaya baru dalam hal pembelajaran (e-learning) . Penggunaan website untuk pemberitahuan informasi tentang produk yang sudah pula meraja lela. Hampir semua sekolah ataupun instansi pemerintahan di masing-masing daerah punya website sendiri. Waow ....



INDI HAPSARI

17108298

4 KA 13

Read Users' Comments (0)

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

PELAPISAN SOSIAL
Menurut Pitirim A. Sorikin " Perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hirarki)" , Terjadi nya pelapisan sosial dikarenakan terjadi dengan sendirinya dan dengan disengaja.

Beberapa Teori dalam pelapisan :
1. Aristoteles (kaya, menengah, melarat)
2. Vilfredo Pareto (elite dan non elite)
3. Karl Max (kelas yang mempunyai tanahdan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak punya)

Ukuran penggolongan masyarakat
1.kekayaan
2.Kekuasaan
3.Kehormatan
4.Ilmu pengetahuan

KESAMAAN DERAJAT
Persamaan Hak yang tercantum dalam universal Declaration of human right
Persamaan Derajat terdapat dalam UUD 45 pasal 27,29 dan 31

ELITE Dan MASSA
Ellite :Sekelompok orang yang terkemuka dibidang tertentu dan khusus nya golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Jenis Elite
1. elite politik
2. elite ekonomi,diplomatic dan cendikiawan
3. Elite agama, Filsuf, pendidik dan pemuka agama

Massa : suatu pengelompokan kolektifnlain yang elementer dan spontan dalam beberapa hal atau gambaran kosong dari masyarakat. dan peranan individu dalam massa penting sekali.

Hal-hal yang berkaitan dengan Massa adalah :
  1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat
  2. Massa adalah kelompok yang anonym
  3. Sedikit interaksi antar anggota
  4. very loosely organized
Hakekat dan Perilaku Massa
  • Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual
Peranan Elite terhadap massa
1. Pencerminan kehendak masyarakatnya
2. Memajukan kehidupan masyarakatkan
3. Peranan moral dan solidaritas kemanusiaan
4. memenuhi kebutuhan pemuasaan hedonic.


INDI HAPSARI
17108298

1 KA 26

Read Users' Comments (0)

WARGA NEGARA DAN NEGARA

Hukum

Menurut JCT. Simorangkir SH DAn Woerjono SH

" Peraturan-peraturan yang memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan"

a. Ciri dan sifat Hukum
  • adanya perintah atau larangan
  • Perintah atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang
b. Sumber Hukum
segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang punya kekuatan memaksa kalau melanggar akan dapat sangsi tegas dan nyata.
+Sumber hukum Formal :
  1. Undang-undang (statue)
  2. Kebiasaan (Costum)
  3. Keputusan-keputusan hakim(Yurisprudensi)
  4. Traktat (treaty)
  5. Pendapat sarjana hukum
+Pembagian Hukum
  1. Menurut Bentuk yaitu
-Hukum tertulis( yang dikodefikasi & tak terkodifikasi)
-Hukum tak tertulis
2. Menurut tempat berlakunya

-Hukum Nasional
-Hukum Internasional
-Hukum Asing
-Hukum Gereja

3. Menurut waktu berlakunya

-IUS Constitutum (hukum positif)
-IUS Constituendum
-hukum asasi( hukum alam)

4. Menurut cara mempertahankan hukum
-Hukum material
-Hukum Formal( H.Proses / H.acara)

5. Menurut sifat ( hukum yang memaksa dan mengatur )
6. Berdasarkan Wujud (Subyektif & Obyektif)
7. berdasarkan isinya (Privat (hukum sipil) & publik (hukum negara))

Sistem hukum
  1. Substansi
  2. STruktur
  3. kultur
NEGARA

Tugas utama negara ;
  1. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala dalm masyarakat yang bertentangan satu sama lain
  2. mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dengan tujuan negara.
Bentuk Negara :


Negara Kesatuan Didesentralisasi Negara Federasi

negara kesatuan dahulu baru di - ada negara baguan terlebih dahulu baru
dibentuk daerah otonom negara serikat

Hanya ada satu pembuat UUD Ada dua Pembuatan UUD

Pemerintah pusat yang didistribusikan pemerintah negara bagian yang kontribusi
kepada daerah otonom pada pemerintah federal

Tujuan Negara :
  1. Perluasan Kekuasaan semata
  2. Perluasan Kekuasaan untuk mencapai tujuan lain
  3. Penyelenggaraan Kesejahteraan umum
Bentuk Kenegaraan :
1. Negara Domino
2. Negara Uni , ada 2 yaitu ;
  1. Uni Riil > 2 atau beberapa negara berdasarkan suatu perjanjian
  2. Uni Personil > 2 atau beberapa negara kebetulan memiliki kepala negara yang sama
Unsur-Unsur Negara
  • ada wilyah
  • rakyat
  • pemerintahannya
  • tujuannya
  • kedaulatan ( kedaulatan Tuhan, Rakyat, Negara dan Hukum)
Sifat-sifat Kedaulatan
1. Permanen
2. Absolut
3. Tidak terbagi-bagi
4. Tidak terbatas

PEMERINTAH
Dalam arti luas Dalam arti sempit
Segala kegiatan/tugas/usaha yang terorganisir, menurut Montesque " hanyalah
bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan tugas"
dasar negara ` manurut Vollenhoven "kekuasaan negara dibidang bestuur"


INDI HAPSARI
17108298

1 KA 26


Read Users' Comments (0)

PEMUDA DAN SOSIALISASI

Masa muda masa problematis....

mengapa demikian???
karena kita sebagian pemuda di Seluruh dunia belum bisa menentukan Tujuan hidup, ibarat Masih mencari Jati Diri ditengah keberadaan Masyarakat .. Langsung ke Teoritis aja deh


ReMaJa
ada beberapa definisi mengenai apa itu remaja disini....
  1. Remaja = masa transisi secara psikologis dan sangat problematis (hidup tanpa norma dan hukum)
  2. RemAja = kelompok yang mudah dipengaruhi oleh media masa apapun itu bentuknya, dikarenakan labil emosinya
  3. ReMaja = individu yang masih dalam tahap panca roba yang punya penilaian belum dalam terhadap norma , etika dan agama.
Anomi Remaja = Keadaan tanpa hukum
  • Menurut Enoch Markum "Anomi muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma"
  • masyarakat yang diharapkan mampu memberi jawaban juga berada dalam keadaan transisi.
  • apabila dalam keadaan bingung , mereka mencari pegangan norma lain yang justru menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.
Orientasi MenDua

Menurut Dr.Male adalah oreantasi yang bertumpu pada harapan orangtua, masyarakat sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadapap PEER (teman sebaya). kondisi seperti ini menyebabkan mereka (remaja) melahap semua informasi tanpa menyaleksinya terlebih dahulu.

Peranan MediA MAssa
  1. untuk memenuhi keinginan dan menyatakan identitas diri
  2. untuk membuktikan bahwa mereka bisa lepas dari orang tua
  3. memenuhi kebutuhan untuk memperoleh aksesbilitas ditengah masa remaja

Pemuda dan Identitas
  1. Pemuda = generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan
  2. mempunyai masalah yang bervariasi
  3. terdapat proses sosialisasi generasi muda
  4. punya banyak potensi positif

Pola Dasar Pembinaan & Pengembangan Generasi Muda

  1. Landasan Idiil (Pancasila)
  2. Landasan Konstitusional (UUD 1945)
  3. Landasan strategis ( GBHN)
  4. Landasan historis ( Sumpah pemuda & Proklamasi Kemerdekaan )
  5. Landasan Normatif (etika, tata nilai dan tradisi leluhur)
Masalah Potensi Generasi Muda

  1. Menurunnya Jiwa Idealisme, patroitisme dan nasionalisme
  2. Masa depan belum terarah/ pasti
  3. kurang nya lapangan kerja
  4. belum seimbang antara jumlah pemuda dengan fasilitas pendidikan
  5. kurang gizi
  6. pergaulan bebas
Potensi Generasi Muda
  • Idealisme & kritis
  • dinamika & kreatif
  • Berani ambil resiko
  • optimis & semangat tinggi
  • Mandiri & Disiplin
  • Terdidik, mampu menguasai ilmu dan teknologi
  • Patriotisme & nasionalis
Proses sosialisasi
> Proses dimana membantu individu belajar dan penyesuaian diri, yang berawal dari keluarga, maka dari situlah tercipta cara berfikir dan kebiasaan sosialisasi mulai dari keluarga, sekolah & kelompok sebaya.

Tujuan Sosialisasi
  1. agar individu dapat diberi ilmu pengetahuan
  2. agar dapat berkomunikasi secara efektif dalam pengembangan diri sendiri
  3. mengendalikan fungsi-fungsu organik
  4. bertingkah laku selaras dengan masyarakat


INDI HAPSARI
17108298
1 KA 26

sumber
buku refrensi Terbitan Gunadarma

Read Users' Comments (0)

Bab 3; Individu, Keluarga Dan Masyarakat

Hubungan antara individu , Keluarga dan Masyarakat
A. Makna Individu
Manusia = mahluk individu

artinya manusia tersebut tidak bisa di pisahkan antara jiwa dan raganya, tapi untuk menjadi individu yang mandiri butuh proses, misalnya pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan batin dan lahiriah, dari situ lah dapat membentuk dirinya ( sigmund freud/ super ego) sebenarnya hal ini muncul dengan sendirinya ketika manusia berumur 5-6 tahun

B. Makna Keluarga
Keluarga= kelompok primer (dalam masyarakat)

5 macam sifat penting dalam Keluarga
  1. hubungan suami - istri
  2. bentuk perkawinan dimana suami istri itu diadakan dan dipelihara
  3. susunan nama-nama dan istilah termasuk cara menghitung keturunan, Patrilineal keturunan garis laki-laki (batak), Matrilineal keturunan garis wanita(minangkabau) hak yang diurus oleh adik atau saudara perempuan adalah Avonculat.
  4. milik atau benda keluarga
  5. keluarga itu tempet bersama dan rumah bersama
C. Makna Masyarakat

Definisi Masyarakat dari beberapa tokoh

  1. R. Linton (ahli antropologi)"masyarakat adalah setiap lkelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat mengorganisasi kan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas - batas tertentu"
  2. M.J Herskovist " masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi kan dan mengikuti satu cara hidup tertentu"
  3. J.L. Gillin & J.P.Gillin " Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan , tradisi, sikap dan persatuan yang sama"
  4. S.R. Steinmetz " Masyarakat kelompok besar yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecilyang mempunyai perhubungan erat dan teratur"
  5. Hasan Shadly " Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia"

Jadi-Kesimpulan yang dapat ditarik dari sejumlah statment mengenai pengertian masyarakat diatas adalah
  1. Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak
  2. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama dalam daerah tertentu.
  3. adanya aturan UU yang menuntun untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-Faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama:
  • Untuk Mancari makan
  • mempertahankan diri
  • untuk melangsungkan jenis
Syarat-syarat kedalam kelompok sosial
  1. setiap anggota harus sadar supaya iya merupakan bagian lain kelompoknya,
  2. ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya
  3. ada suatu faktor yang dimiliki beNumbered Listrsama (nasib, kepentingan, ideologi dsb)
Bulleted List

Ciri-ciri masyarakat pedesan
  1. Homogenitas sosial
  2. hubungan primer
  3. kontrol sosial yang ketat
  4. Gotong Royong
  5. Ikatan sosial
  6. Magis religios
  7. pola kehidupan
D. Urbanisasi & urbanisme
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota
urbanisme adalah suatu tindakan melukan perpindahan penduduk

Proses terjadinya urbanusasi ada 2 aspek yaitu :
  • perubahan masyarakat menjadi masyrakat kota
  • bertambahnya penduduk kota
############################################################################

Indi Hapsari

1 KA 26

17108298

Sumber :
1. buku refrensi Terbitan Universitas Gunadarma


Read Users' Comments (0)

Analisis faktor Urbanisasi Pasca Lebaran Dengan Metode Analisis SWOT









....Jakarta Oh Jakarta....

Dibalik keindahan mu pada malam hari, Banyak sekali kau menyimpan Sejuta, Bahkan Milyaran Masalah
Siapakah yang Salah Disini???
Masalah Kependudukan, Lingkungan, Politik, Ekonomi dan masih banyak lagi.
...But I'm Still Love Jakarta...

what is the meaning Of urbanisasi???

Okey, daripada makin ga jelas permasalahan nya, langsung tu the Pointnya ajah .

Latar Belakang
Salah satu Masalah DiKota kita tercinta ini yaitu Jakarta yang tak pernah habis dibahas justru tiap tahun selalu bertambah.Urbanisasi akibat peningkatan arus balik ke ibukota pasca lebaran. Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta pada 2005 menunjukkan arus mudik lebaran dari Jakarta tercatat 2.136.973 orang sementara arus balik ke ibukota sebanyak 2.137.740 orang sehingga ada pendatang baru sejumlah 180.767. Sedangkan pada 2006 arus mudik tercatat 2.402.494orang dan arus balik sebanyak 2.484.344 orang sehingga terdata pendatang baru sebanyak 81.850 orang.

Jakarta dengan luas wilayah 650 km persegi didiami oleh penduduk sebanyak 8,7 juta dengan demikian kepadatan penduduk per kilometer persegi mencapai 13.000 jiwa. migrasi manusia ke kota merupakan kecenderungan dan bersifat alamiah mengikuti gerak pertumbuhan dan perekonomian suatu negara yang cenderung berpusat di kota-kota dikarenakan gagalnya pembangunan pedesaan. Berdasarkan perhitungan PBB, pada tahun 1950 satu pertiga penduduk dunia hidup di perkotaan. Hanya selang 50 tahun kemudian, jumlah ini berkembang pesat menjadi setengah dan diperkirakan akan berlanjut dan bertambah lagi menjadi dua pertiga atau enam miliar penduduk dunia pada tahun 2050. Itulah sebabnya Cities, Magnets of Hope menjadi tema yang dipilih PBB untuk memperingati World Habitat Day tahun 2006, sekaligus mengingatkan kita semua bahwa saat ini manusia sedang menyaksikan migrasi kolosal manusia dalam jumlah sangat besar ke kota-kota dalam sejarah manusia hingga saat ini.(AMAZiNG).Arti dari urbanisasi itu sendiri adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Dari Perincian diatas "JELAS" sekali Mengapa JAKARTA menjadi tempat yang diidam-idam kan oleh banyak orang di seluruh indonesia. Selain menjadi Pusat Bisnis, jakarta juga mempunyai banyak peluang untuk menjadi kaya dengan cara apapun itu. dikarenakan Lapangan pekerjaan ditempat mereka dulu (desa) minim lapangan pekerjaan.

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/weaknesses, "kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.


BErdasarkan Latarbelakang Yang telah dijabarkan pada paragraf pertama di jabarkan dengan analisis swot

Faktor Eksternal

1. Opportunity (Peluang)
  • Bisnis
  • Munculnya sumber daya Manusia (SDM) baru
  • Bertambahnya Penghasilan Pajak Kota Jakarta
2. Threat (Ancaman)
  • Penataan Kota yang semakin tidak terarah
  • Kepadatan penduduk
  • Pemulangan Paksa yang bisa menjadi suatu problematika yang tak terhindarkan

Faktor Eksternal

1. Strength (Kekuatan)
  • Kesejahteraan Lebih baik yang ada dipikiran para imigran
  • Semangat Kerja tinggi namun lapangan pekerjaan yang sesuai kurang
  • Potensi ekonomi daerah rendah
2. Weakness( Kelemahan)
  • Kurangnya Sumber Daya Alam(air, Listrik, dll) dikarena pemanfaatan yang besar yang fokus di Jakarta menyababkan kekeringan dll
  • Pengangguran
  • Persaingan yang tidak sehat
Strategi SO (Strength & Opportunity)

Masyarakat kebanyakan melakukan migrasi dari desa ke kota untuk mendapatkan Kesejahteraan Lebih baik yang ada dipikiran para imigran untuk itu bisa membuka peluang Bisnis baru, dikarena kan pangsa pasar di Jakarta cukup menjanjikan. Serta semangat kerja yang tinggi mereka yakin bisa hidup sukses di Jakarta. semua ini juga ada latar belakang mengapa mereka melakukan migrasi (urbanisasi) karena Potensi lapangan pekerjaan di daerah mereka sedikit bahkan hampir tidak ada.memang sisi baik kedatangan para pemudik bisa meningkatkan Penghasilan Pajak kota jakarta akan tetapi bila tidak diimbangi dengan penataan dan strategi yang baik maka kota jakarta akan semakin tidak terstruktur tata kota nya.


Strategi ST (Strength & Threat)

ini merupakan tugas berat buat Pemrov Jakarta, Penataan Kota yang semakin tidak terarah.Tidak bisa menunjang masyarakat mendapat Kesejahteraan Lebih baik , pemerintah harus bisa menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan disatu lokasi, sehingga dapat merusak tata kota sebagai akibat dari kepadatan penduduk yang tak terbendung belum lagi semangat kerja para pendatang ini tinggi namun sayangnya kemampuan ataupun pendidikan mereka kebanyakan tidak memenuhi standart kerja dikota jakarta, salah satu tindakan untuk mengurangi kepadatan penduduk adalah dengan pemulangan paksa

Strategi WO (Weakness & Opportunity)

Dengan banyak nya SDM, kita bisa memanfaatkan yang masih belum mendapatkan pekerjaan untuk bisnis pelestarian lingkungan agar lingkungan tetap terjaga dan mengurangi angka pengangguran dan persaingan yang tidak sehat


Strategi WT (Weakness & Threath)

Penataan kota kembali agar SDA tetap terjaga kelestariannya, meminimalisir angka pengangguran dengan dibukanya lapangan kerja yang lebih banyak dan perlu diadakan pemulangan paksa kepada mereka yang memang tidak mendapat pekerjaan agar tidak terjadi penumpukan penduduk.


Nama : Indi Hapsari
NPM : 17108298
Kelas : 1 KA 26

Read Users' Comments (0)

Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

Pertumbuhan Penduduk
Faktor Demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk disuatu daerah
1. Kematian
a. Tingkat Kematian Kasar
Banyak orang yang meninggal per jumlah penduduk pertengahan tahun
b. Tingkat Kematian Khusus
Tingkat kematian yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan pekerjaan
2. Fertilitas
a. Kesuburan
Diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak
b. Fertilitas
Jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita

Tingkat Kematian Kasar ( Crude Birth Rate/CBR )
Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah per 1000 penduduk pada pertengahan tahun

Angka Kelahiran Umum ( General Fertility Rate/GFR )
Jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif antara 15-49 tahun

Tingkat Kelahiran Khusus ( Age Spesefic Fertility Rate/ASFR )
Menunjukkan banyaknya kelahiran menurut ummr dari wanita yang berada dalam umur 15-49 tahun

Migrasi
Faktor langkah seseorang bermigrasi
a. Persediaan sumber daya alam
b. Lingkungan sosial budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan

Akibat migrasi
a. Urbanisasi
b. Migrasi Interregional
c. Migrasi antar negara

Kebudayaan dan Kepribadian
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan
- Zaman batu sampai zaman logam
a. Zaman Batu Tua ( Paleolithikum )
b. Zaman Batu Muda ( Neolithikum )

Kebudayaan Hinsu, Budha, dan Islam
a. Kebudayaan Hindau dan Budha
Hindu berasal dari India sekitar abad ke-3 dan ke-4 berlangsung di pulau Jawa
Budha sendiri masuk pada abad ke-5

b. Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 Islam dikembangkan di Indonesia oleh Wali Songo.Islam juga dibawa oleh pedagang asal Arab, Gujarat, dan Pakistan

Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat diawali dengan kedatangan kolonialisme Belandayang membagi lapisan sosial menjadi 2 yaitu buruh dan pegawai.

Nama : Indi Hapsari
NPM : 17108298
Kelas: 1 KA 26

Read Users' Comments (0)

Ilmu Sosial Dasar Sebagai Salah Satu Mata Kuliah Dasar Umum

Pengertian
adalah pengetahuan mengenal masalah - masalah sosial dari berbagai bidang pengetahuan sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, dan psokologi.

Tujuan
1. Memahami dan sadar adanya kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat
2. Peka terhadap masalah sosial dan membantu untuk menanggulanginya
3. Menyadari kalau masalah sosial itu bersifat kompleks

Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Persamaan
1. Bahan studi untuk untuk kepentingan program pendidikan
2. Keduanya dalam disiplin ilmu yang berdiri sendiri
3. Mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan dan masalah sosial

Perbedaan
Ilmu sosial dasar diberikan si perguruan tinggi, sedangkan ilmu pengetahuan sosial diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan

Ruang Lingkup ISD
ISD dibedakan menjadi 3 golongan,yakni :
1. Kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat
2. Konsep sosial tentang kenyataan sosial
3. Masalah sosial yang timbul adalah masyarakat

Delapan bahan pokok bahasan
1. Berbagai masalah kependudukan yang berhubungan dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan
2. Masalah individu, keluarga, dan masyarakat
3. Masalah hubungan pemuda dan sosialisasi
4. Masalah hubungan antara warga negara dan negara
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
7. Masalah pertentangan sosial dan integrasi
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

Nama : Indi Hapsari
NPM : 17108298
Kelas: 1 KA 26

Read Users' Comments (0)

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah ??


Dalam Sebuah KarYa Tulis Akademik maupun Ilmiah, jurnalistik amat sangat menuntut kecermatan dalam berbahasa. karena karya tersebut nantinya akan disebarluaskan kepada pihak yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap sang penulis. suatu tulisan apalagi suatu karya tulis yang dipublikasi secara tidak langsung akan mencerminkan bagaimana sosok sang penulis itu sendiri, dalam karakteristik maupun latar belakang ilmunya. pada suatu artikel dari bapak Suwardjono ada petikan kata yang saya dapat bahwa

" Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama"

ini merupakan suatu gebrakan bagi kita semua orang-orang berpendidikan untuk lebih sensitif terhadap bahasa komunikasi kita sendiri. Banyak sekali saya jumpai banyak suatu karya tulis yang tidak mengikuti kaedah bahasa indonesia yang baik. hasilnya saya pun bingung maksud tulisan tersebut. padahal dalam suatu pembuatan karya ilmiah ada beberapa aspek yang harus di perhatikan antara lain :
1. Bermakna isinya
2. Jelas Uraiannya
3. Berkesatuan yang bulat
4. Singkat dan Padat
5. Memenuhi kaedah Kebahasaan( struktur kalimat, diksi, perangkat peristilahan, ejaan dan tanda baca)
6. Memenuhi Kaedah penulisan dan format karya ilmiah
7. komunikatif secara ilmiah
Dari beberapa aspek diatas mungkin yang masih menjadi tanda tanya adalah pada aspek 5, 6 dan 7.

Masih sulit diterapkan apalagi banyak dari 80% buku refrensi untuk suatu penulisan ilmiah adalah menggunakan bahasa asing jadi sangat-sangat sulit untuk pembentukan suatu istilah baru. Dalam Perkembangan nya saja, bahasa indonesia itu sendiri banyak mengikuti istilah bahasa asing contohnya saja,
Asal Bahasa Jumlah Kata
Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Cina 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta-Jawa Kuna 677 kata
Tamil 83 kata
Oleh karena itu suatu istilah yang baru harus beserta alasan ataupun penalaran yang jelas dan logis, tidak sembarangan. untuk memahami lebih jauh kaidah yang berkaitan dengan pembentukan istilah bisa dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) yang dikeluarkan oleh pusat Pembinaan bahasa.

Diksi..
Apa itu Diksi?
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans. (http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi)

Kaedah penulisan seperti apa yang harus kita ikuti tanpa harus merusak standar EYD..
apa itu EYD?
standar Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan tanggal 17 agustus 1972 di nyatakan dan digunakan, tujuan penyempurnaan ini untuk :

1. menyesuaikan ejaan bahasa indonesia dengan perkembangan bahasa indonesia.
2. membina ketertiban dalam penulisan huruf dan tanda baca.
3. memulai usaha pembakuan bahasa indonesia secara menyeluruh.
4. mendorong pengembangan bahasa indonesia.

biasanya lebih lengkap terdapat pada kamus bahasa indonesia.Didalam EYD dibahas mengenai :

1. pemakaian Huruf (abjad, vokal, diftong, konsonan,persukuan dll)
2. penulisan huruf (besar/kapital,tebal)
3. penulisan kata (kata dasar, turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti dll)
4. tanda baca (titik, koma dll)

Format penulisan pada penulisan ilmiah itu sendiri berdasarkan pada:

A. Penyajian Karya Tulis Ilmiah yang Dipublikasikan
Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk buku atau artikel pada suatu majalah ilmiah dapat berupa:

1. Hasil penelitian, pengkajian, survei, dan atau evaluasi di bidang pengawasan.
2. Tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengawasan.
Sedangkan Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan atau disebarluaskan melalui media
massa lainnya termasuk melalui website adalah Karya Tulis Ilmiah populer di bidang
pengawasan. Format/bentuk penyajian untuk Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan diserahkan sepenuhnya pada mekanisme editorial yang dilakukan oleh pihak penerbit ataupun redaktur dari majalah/media massa, atau pengelola website tersebut.

B. Penyajian Karya Tulis Ilmiah yang Tidak Dipublikasikan

Karya Tulis Ilmiah yang tidak dipublikasikan, didokumentasikan dalam bentuk buku atau makalah dan dapat berupa:
1. Tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengawasan.
2. Terjemahan/saduran dalam bidang pengawasan.
Format penyajian untuk Karya Tulis Ilmiah yang tidak dipublikasikan diatur sebagai berikut:
1. Cara Penulisan yang Baik dan Benar
Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang baik dan benar adalah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
a. Penulisan Sub-bab dan Rincian Selanjutnya Penulisan sub-bab harus menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata dan tidak diakhiri dengan tanda titik. Sementara itu untuk penulisan rincian selanjutnya(misalnya sub dari sub-bab) dapat menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata dan tidak diakhiri dengan tanda titik atau hanya menggunakan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
A. Ketentuan Penyusunan
Terdapat beberapa ketentuan mengenai suatu penyusunan laporan hasil pengawasan, yaitu sebagai berikut:
1. Warna tinta.
b. Isi Masing-masing Butir Perincian Lebih Lanjut
Penulisan butir rincian lebih lanjut dari sub-bab atau sub dari sub-bab diakhiri dengan tanda titik apabila perincian tersebut menggunakan kata yang diawali dengan huruf kapital (contoh 1), sedangkan apabila tidak diawali dengan huruf kapital maka menggunakan tanda koma atau titik koma (contoh 2).
Contoh 1
A. Ketentuan Penyusunan Terdapat beberapa ketentuan mengenai suatu penyusunan laporan hasil pengawasan, yaitu sebagai berikut:
1. Warna Tinta
Untuk penggunaan warna tinta diatur sebagai berikut:
a. Pengendali Mutu menggunakan tinta warna hitam.
b. Pengendali Teknis menggunakan tinta warna hijau.
c. Ketua Tim dan Anggota Tim menggunakan tinta warna biru.
Contoh 2
A. Ketentuan Penyusunan Terdapat beberapa ketentuan mengenai suatu penyusunan laporan hasil pengawasan, yaitu sebagai berikut:

1. Warna Tinta
Untuk penggunaan warna tinta diatur sebagai berikut:
a. pengendali mutu menggunakan tinta warna hitam;
b. pengendali teknis menggunakan tinta warna hijau;
c. ketua tim dan anggota tim menggunakan tinta warna biru.
c. Kutipan Gambar atau Tabel dari Penulis Lain
Apabila digunakan gambar atau tabel dari penulis lain, maka masing-masing gambar atau tabel tersebut disebutkan sumbernya seperti dalam penulisan catatan kaki (lebih
lanjut mengenai catatan kaki dapat dilihat pada uraian terkait) sebagaimana tampak
pada contoh 3.
Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah

2. Penomoran Bagian-Bagian Isi
Penomoran dilakukan berdasarkan ketentuan umum yang lazim sesuai dengan urutan turunan penjelasan. Untuk bab digunakan angka romawi (I, II, dan seterusnya), sedangkan untuk bagian-bagian dari bab (sub-bab dan rincian selanjutnya) digunakan kerangka penomoran dengan urutan sebagaimana berikut:
A.
1.
2.
a.
b.
(1)
(2)
(a)
(b)
B.
1.
2. dst
Angka romawi menunjukkan bagian utama atau dalam hal ini adalah bab. Huruf kapital menunjukkan sub-bab, dan seterusnya untuk perincian berikutnya. Perlu diperhatikan disini adalah kesesuaian judul (sub-judul) yang berkaitan. Maksudnya jika judul untuk sub-bab (yang menggunakan huruf kapital misal A) menggunakan kata benda maka semua sub-bab yang lainnya (B, C, dan seterusnya) harus juga menggunakan kata benda. Demikian pula untuk pembagian atau rincian yang lain.

3. Alinea (Paragraf)
a. Kesatuan (unity)
Setiap paragraf atau alinea hanya mengandung satu gagasan utama. Salah satu cara yang sangat baik untuk menghindari bercampurnya beberapa gagasan utama dalam satu alinea ketika mengembangkan suatu alinea adalah penggunaan kalimat inti atau kalimat kunci(topic sentence).
b. Pengembangan (expansion)
Suatu alinea sebaiknya tidak hanya terdiri dari satu kalimat (gagasan utama saja). Suatu alinea yang utuh biasanya meliputi gagasan utama (kalimat inti) dan pengembangannya. Ada banyak peluang untuk mengembangkan gagasan utama. Merinci atau menjelaskan unsur-unsur gagasan utama merupakan salah satu peluang tersebut. Contoh lainnya, jika tekanan akan diberikan pada hubungan sebab-akibat, maka uraian dapat diarahkan untuk menjawab pertanyaan “mengapa”.
c. Koherensi
Suatu alinea yang baik akan memudahkan pemahaman dan mengikuti gagasan utama dan dukungannya. Hal ini sangat ditentukan oleh kesatuan dan pengembangan alinea tersebut. Selain itu, sistematika dan urutan dalam penyampaian gagasan juga penting. Untuk itu, gunakanlah kata kunci dan kata atau frasa penghubung yang sesuai (misalnya: karena itu, dengan demikian, dsb) sebagai sarana untuk mengendalikan kejelasan dan konsistensi.
d. Kalimat efektif
Kesatuan, kejelasan, dan konsistensi hanya dapat dicapai dengan menyusun kalimat efektif. Oleh sebab itu, perhatikan struktur kalimat (subyek, predikat, keterangan, dan seterusnya) agar kalimat yang tersusun bukan kalimat yang rancu.
e. Penulisan
Mulai penulisan suatu alinea selalu menjorok ke dalam pada ketukan keenam. Jika dalam suatu alinea terdapat kalimat yang penghabisannya tidak sampai penuh ke marjin kanan, maka kalimat berikutnya(untuk alinea yang sama) harus menggunakan ruang yang tersisa.
Jadi tidak dimulai dari marjin kiri. Perlu diperhatikan bahwa dalam penulisan harus rata kanan, kecuali ujung kalimat terakhir pada alinea yang bersangkutan.
4. Penggunaan Catatan Kaki
Penggunaan data atau gagasan pihak lain yang belum dianggap umum (sebagai milik publik) harus ditunjukkan sumbernya (referensi) dengan memberikan catatan kaki. Perlu ditegaskan pula bahwa terdapat cara-cara lain yang bisa digunakan untuk keperluan ini,tetapi untuk Karya Tulis Ilmiah yang ditetapkan adalah penggunaan catatan kaki.

Ketentuan umum mengenai penggunaan catatan kaki adalah sebagai berikut:
a. Catatan kaki harus berada di halaman yang sama dengan nomor kutipan.
b. Pisahkan catatan kaki dengan teks.
c. Penomoran catatan kaki sama dengan kutipan, yakni menggunakan angka arab dan ditulis setengah spasi di atas baris.
d. Jarak baris dalam suatu catatan kaki adalah satu spasi, dan jarak antar catatan kaki adalah dua spasi.
e. Penulisan catatan kaki dimulai pada ketukan ke-6. Catatan kaki yang pertama untuk suatu sumber/acuan harus mencakup semua informasi yang diperlukan, yang antara lain meliputi:
a. Nama pengarang yang ditulis lengkap dengan urutan normal.
b. Judul karya tulis (buku atau artikel).
c. Tempat dan nama penerbit.
d. Edisi atau volume dan nomor penerbitan (jika ada).
e. Nomor halaman.
Penulisan catatan kaki acuan ini berbeda-beda tergantung pada jenis sumber atau acuannya. Berikut ini dijelaskan penulisan catatan kaki sesuai dengan sumbernya.
a. Untuk penulisan catatan kaki pertama yang bersumber dari Buku Teks, berlaku ketentuan-ketentuan berikut:
(1) Nama pengarang ditulis dengan urutan normal dan diikuti dengan koma sebelum judul buku yang bersangkutan.
(2) Judul buku digarisbawahi (atau huruf miring)
(3) Setelah judul buku dan edisi (jika ada), tidak perlu koma, tetapi langsung kota
penerbit, nama penerbit, dan tahun penerbitan yang dituliskan di dalam tanda kurung.
(4) Nomor halaman dituliskan setelah tanda kurung penutup dan didahului dengan koma.
(5) Catatan kaki diakhiri tanda titik sebagai penutup.
(6) Kecuali nama (pengarang, kota, dan penerbitnya) dan judul buku, semua ditulis
dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
1A. R. Tenner dan I.J. DeToro, Total Quality Management: Three Steps to Continous Improvement (Reading, Mass.: Addison-Wesley Publishing Company, Inc., 1992), hal. 34-35.

4Wahyudi Prakarsa, “Pengukuran Kinerja Perusahaan sebagai Alat Peningkatan Efisiensi Operasi BUMN”, Strategi Pembiayaan dan Regrouping BUMN: Upaya Menciptakan Sinergi dalam Rangka Peningkatan Daya Saing BUMN, penyunting Toto Pranoto, Yuli Setiono, dan Ferdy Nggao (Jakarta: Publikasi Lembaga Management FEUI, 1994), hal. 66.

b. Untuk penulisan catatan kaki pertama yang bersumber dari Majalah/Jurnal Ilmiah Berkala, berlaku ketentuan-ketentuan berikut:
(1) Nama pengarang ditulis dengan urutan normal dan diikuti dengan koma.
(2) Judul artikel ditulis lengkap dalam tanda petik diikuti dengan koma sebelum
tanda kutip penutup.
(3) Nama majalah/jurnal, digarisbawahi, diikuti dengan koma.
(4) Nomor volume (tanpa singkatan Vol.), dengan angka arab, diikuti dengan koma
kecuali unsur berikutnya ditulis dalam tanda kurung. Nomor volume harus ditiadakan jika setiap terbitan majalah/jurnal tersebut diberi halaman baru. Sebagai gantinya adalah tanggal yang diikuti dengan koma dan tidak dituliskan dalam tanda kurung.
(5) Nomor penerbitan atau nama penerbitan perlu diberikan hanya jika penomoran
halaman pada terbitan tersebut adalah tersendiri dan bulan penerbitan tidak diberikan.
(6) Bulan (jika diperlukan) dan tahun, ditulis dalam tanda kurung, diikuti dengan koma. Jika diketahui secara pasti bahwa semua edisi/terbitan suatu majalah/jurnal jatuh dalam suatu tahun kalender, gunakan hanya tahun. Tahun tersebut harus selalu didahului dengan bulan atau musim jika penomoran halaman majalah/jurnal tersebut tersendiri untuk setiap edisi.
(7) Nomor halaman (dengan angka arab) diikuti dengan titik, kecuali ada tambahan
informasi. Gunakan singkat “hal.” Hanya jika nomor volume tidak dimasukkan dalam acuan.

Contoh:
9H. Thomas Johnson, “Activity-Based Information: A Blueprint for Worldclass Management Accounting”, Management Accounting (Juni 1988), hal. 30.
10J. Crespi dan J. Harris, “Joint Cost Allocation Under the Natural
Gas Act: An Historical Review”, Journal of Extractive Industries, (Summer 1983), hal. 1333-1342.
11Benjamin DeMott, “Saul Bellow and the Dogmas of Possibility”, Saturday Review, 7 Feb. 1970, hal. 1333-1342.
12Robert S. Duboff, “Marketing to Maximize Profitability,” Journal of Business Strategy, 13, No. 6 (1992), 10-13.

c. Untuk penulisan catatan kaki yang bersumber dari Dokumen-dokumen Publik, cara penulisan catatan kaki untuk sumber-sumber ini tidak dapat dibakukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecukupan informasi yang diperlukan agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui acuan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan dokumen publik adalah dokumen yang diterbitkan oleh lembaga pemerintahan atau non-pemerintahan, seperti organisasi profesi, untuk kepentingan masyarakat umum.

Contoh:
15Financial Accounting Standards Board (FASB), Statement of Financial Accounting Standards No. 12, “Accounting for Certain Marketabel Securities” (Stamford: FASB, 1975) par. 8.
16Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Keputusan Kepala BPKP No. KEP-13.00.00-125/K/1997, “Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya di Lingkungan APFP” (Jakarta: BPKP, 5 Maret 1997), Angka II-A.

d. Untuk penulisan catatan kaki untuk acuan-acuan (referensi) berikutnya dapat dituliskan dengan ringkas, tetapi jelas. Untuk keseragaman, catatan kaki seperti ini dituliskan dengan menggunakan singkatan-singkatan Latin ibid. atau op. cit.
(1) Ibid.
“Ibid.” adalah singkatan dari “ibidem” (di tempat yang sama). Singkatan ini dapat digunakan jika catatan kaki berikutnya sama dengan sebelumnya, tanpa diselingi oleh catatan kaki untuk sumber lain.
(a) Jika halaman yang dikutip sama persis, maka catatan kaki berikutnya cukup ditulis “Ibid.”
Contoh:
15Charles T. Horngren dan George Foster, Cost Accounting: A Managerial Emphasis, edisi ke-7 (Englewood Cliffs, N.J.: Printice-Hall, Inc., 1991), hal. 4.
16Ibid.
(b) Jika halaman yang dikutip berbeda, maka halaman yang bersangkutan harus diberikan.
Contoh:
15Charles T. Horngren dan George Foster, Cost Accounting: A Managerial Emphasis, edisi ke-7 (Englewood Cliffs, N.J.: Printice-Hall, Inc., 1991), hal. 4.
16Ibid., hal. 10.
(2) Op. cit.
“Op. cit.” adalah singkatan dari “opere citato”, yang artinya “dalam karya yang
dikutip”. Singkatan ini digunakan untuk menuliskan catatan kaki dari acuan yang
sama dengan sebelumnya tetapi sudah diselingi oleh acuan lain.
Contoh:
15Charles T. Horngren dan George Foster, Cost Accounting: A Managerial Emphasis, edisi ke-7 (Englewood Cliffs, N.J.: Printice-Hall, Inc., 1991), hal. 4.
16Benjamin DeMott, “Saul Bellow and the Dogmas of Possibility”, Saturday Review, 7 Feb. 1970, hal. 1333-1342.
17Charles T. Horngren dan George Foster, op. cit., hal. 10.
Jika sebelumnya lebih dari satu judul buku oleh penulis yang sama telah dikutip,
maka catatan kaki berikutnya harus menyertakan pula judul buku/karangan
sesingkat mungkin setelah nama penulis.
Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah
Contoh:
15Charles T. Horngren dan George Foster, Cost Accounting:
A Managerial Emphasis, edisi ke-7 (Englewood Cliffs, N.J.:
Printice-Hall, Inc., 1991), hal. 4.
16Charles T. Horngren dan George Foster, Management
Accounting, edisi ke-5 (Englewood Cliffs, N.J.: Printice-Hall, Inc.,
1993), hal. 269.

5. Marjin (Batas Tepi Teks), Spasi (Jarak baris), dan Ukuran kertas Untuk Karya Tulis Ilmiah yang didokumentasikan dalam bentuk makalah, marjin yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. marjin kiri = 1,5 inci
b. marjin kanan = 1 inci
c. marjin atas = 1,5 inci
d. marjin bawah = 1,5 inci
Spasi dalam teks makalah adalah dua spasi, sedangkan untuk kutipan langsung yang lebih dari empat baris, catatan kaki dan daftar pustaka, jarak baris adalah satu spasi(jarak antar catatan kaki atau unsur dalam daftar pustaka adalah dua spasi). Ukuran kertas yang diperkenankan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah kertas putih kuarto (Q4 / 8,5 inci x 11 inci) dengan berat 60 – 80 gram.

6. Penomoran Halaman
Nomor halaman menggunakan angka arab (1, 2, dst) dan diberikan secara berurutan dari Bab I hingga daftar pustaka. Untuk nomor halaman pada Bagian Pendahuluan (kecuali halaman judul) digunakan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst).

7. Penggunaan Kutipan
Pada dasarnya terdapat dua cara untuk mengutip suatu sumber, yaitu secara langsung (asli) dan secara tidak langsung (menyadur). Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil secara persis kata demi kata dari sumbernya. Sedangkan kutipan secara tidak langsung adalah kutipan yang sudah diubah dengan kata-kata sendiri. Kedua jenis kutipan tersebut diperkenankan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan, yaitu:
a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan hendaknya tidak terlampau panjang.
b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan arti dan kesalapahaman, maka kutipan langsung merupakan pilihan terbaik. Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan kutipan:

a. Kutipan langsung (asli), kurang dari empat baris.
Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian dari kalimat dengan memberikan tanda kutip pembuka dan penutup. Perhatikan bahwa tanda kutip penutup diberikan setelah titik penutup kalimat. Permulaan kutipan menggunakan huruf capital.
Contoh:
Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut: “An accounting system is a formal means of gathering and communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of the overall goals or objectives of an organization”.
Jika kutipan tersebut merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan tersebut tidak
dimulai dengan huruf capital.
Contoh:
Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi adalah “an accounting system is a formal means of gathering and communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of the overall goals or objectives of an organization”.
b. Kutipan langsung (asli), lebih dari empat baris.
Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai berikut:
(1) tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat;
(2) menjorok kedalam setelah lima ketukan, dan jika awal kutipan tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan dimulai pada ketukan ke-11; dan
(3) dengan jarak baris satu spasi.
Contoh:
Mengenai peranan computer dalam system informasi manajemen, Davis dan Olson mengemukakan sebagai berikut:
Conseptually, a management information system can exist without computers, but it is the power of the computers which make MIS feasible. The questions is not whether computers should be used in management information systems, but the extent to which information use should be computerized.
Dalam hubungan ini, Horngren dan Foster menegaskan bahwa:
Accounting systems should serve multiple decision process, and there are different measures of cost for different purposes. The most economically feasible approach to designing a management accounting system is to assume some common wants for a variety of decisions and choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants.
c. Elips.
Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap, karena terdapat beberapa bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan. Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah Selain ketentuan-ketentuan umum di muka (spasi, tanda kutip, dll), ketentuan tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut:
(1) Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan/awal, maka mulailah kutipan tersebut dengan tiga titik. Demikian juga jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan tersebut.
Contoh:
Basalamah mendefinisikan blok sampling sebagai “… pemilihan beberapa pos (item) secara berurutan. Begitu pos pertama … telah dipilih maka pospos lainnya di dalam blok tersebut akan terpilih secara otomatis”. Dalam hubungannya dengan rancangan sistem akuntansi ini, Horngren dan Foster menegaskan sebagai berikut:
… there are different measures of cost for different purposes. The most economically feasible approach to designing a management accounting system is to assume some common wants for a variety of decisions and choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants.
(2) Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir, maka akhiri
kutipan tersebut dengan empat titik: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup.
Contoh:
Plankett dan Attner mengemukakan: “Production technology is important because it directly influences organization structure. The structure must fit the technology ….”19
d. Kutipan dengan saduran.
Untuk kutipan yang sudah diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri tanda kutip tidak perlu diberikan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bawa catatan kaki
tetap diberikan.
e. Penomoran
Untuk tujuan pemberian catatan kaki, setiap kutipan (baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung) harus diberi nomor secara berurutan, dengan menggunakan angka arab. Angka ini ditempatkan di akhir kutipan dan ditulis setengah spasi di atas baris terakhir kutipan. (Lihat juga uraian tentang catatan kaki).

8. Penggunaan Tabel dan Gambar
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, terkadang harus mencantumkan tabel dan gambar, baik yang dibuat sendiri maupun mengutip dari sumber lain. Tabel merupakan susunan dari bahan-bahan yang mengandung angka-angka yang dibuat secara sistematis, biasanya terdiri dari beberapa kolom. Sedangkan yang dimaksud dengan gambar adalah bentuk-bentuk tertentu yang tidak dapat dikategorikan sebagai tabel, misalnya cetak biru (blueprint atau bestek), bagan atau denah, lukisan, grafik, peta, dan sejenisnya.

Aturan-aturan berikut ini berlaku apabila dalam Karya Tulis Ilmiah bermaksud memasukkan tabel dan gambar.
a. Setiap tabel atau gambar harus berisi satu jenis informasi saja, dan hendaknya
dilakukan sesingkat dan sesederhana mungkin.
b. Tabel dan gambar diupayakan tidak terpotong oleh halaman.
c. Tempatkan tabel dan gambar sedekat mungkin dengan uraiannya di dalam teks, tetapi tabel dan gambar tersebut tidak boleh mendahului uraiannya.
d. Uraian mengenai isi tabel hendaknya ringkas dan jelas, dan tabel hendaknya dibuat
sejelas mungkin. Sehingga pembaca dapat memahami uraian dalam teks tersebut tanpa harus melihat tabelnya atau memahami tabel tanpa harus membaca uraiannya. Hindari penulisan menempatkan angka atau perhitungan-perhitungan yang terlalu banyak dalam teks.
e. Dalam teks, sebutkan atau tunjukkan tabel dan gambar tersebut dengan menyebutkan angka, misalnya “Tabel 3.1”, “Tabel IV-1”, “Tabel 1”, “Gambar 1.1” atau “Gambar 1-1”. Hindari penggunaan kata-kata yang membingungkan seperti “tabel diatas” atau “bagan di bawah ini” dan sebagainya.
f. Nomor dan judul tabel atau gambar hendaknya diletakkan di bagian atas dari tabel atau gambar tersebut bukan di bawahnya dan diletakkan ditengah-tengah kertas(center). Jarak antara teks dengan tulisan tabel atau gambar adalah dua spasi, sedangkan jarak antara tulisan tabel atau gambar dengan nama tabel atau gambar tersebut adalah satu spasi.
g. Apabila digunakan gambar, maka harus dibuatkan legenda (legend) yang menjelaskan mengenai maksud dari gambar tersebut.
h. Apabila tabel yang dibuat terdiri dari beberapa kolom dan salah satunya merupakan
perkalian atau pembagian dari kolom-kolom tertentu, maka dapat diberi nomor kolom dengan menggunakan angka arab (1,2 dan seterusnya), sehingga tidak perlu menuliskan “perkalian” atau “pembagian” melainkan cukup dituliskan “1 X 3” atau “5 :2” dsb.
i. Apabila tabel dan gambar tersebut diambil dari tabel atau gambar orang lain, maka
pada bagian bawah dari tabel atau gambar tersebut dituliskan sumbernya sebagaimana dalam menuliskan catatan kaki untuk pertama kali meskipun sumber tersebut sebelumnya telah dikutip (tidak boleh menggunakan ibid. ataupun op cit).
j. Apabila penulis mengolah tabel atau gambar tersebut dari sumber lain, maka tetap
harus disebutkan sumbernya, tetapi didahului dengan kata “Diolah dari …” dan diikuti
dengan penulisan sumbernya, sebagaimana dalam menuliskan catatan kaki untuk pertama kali.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka meliputi sumber bahan-bahan yang dipakai dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Daftar ini memberikan kepada pembaca suatu indikasi terbatas mengenai informasi, fakta, atau pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah Ketentuan-ketentuan pokok yang menyangkut penggunaan daftar pustaka adalah:
a. Daftar pustaka hanya meliputi acuan yang benar-benar dipakai dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, yaitu yang dikutip dalam catatan kaki.
b. Sumber-sumber yang benar berkaitan boleh dimasukkan, tetapi yang tidak mempunyai nilai dalam penyusunan dapat tidak dimasukkan walaupun sumbersumber tersebut diteliti atau dibaca. Pada dasarnya informasi yang dimasukkan dalam daftar pustaka adalah serupa dengan catatan kaki. Perbedaannya hanya terletak pada urutan dan tanda baca. Bentuk penyajian daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Disusun secara berurutan menurut abjad dari nama belakang penulis.
b. Baris pertama ditulis dari marjin kiri, sedang baris-baris berikutnya dituliskan menjorok pada ketukan keenam.
c. Jarak baris untuk setiap entri atau acuan adalah satu spasi, sedangkan jarak antaracuan adalah dua spasi. Pengaturan penyajian daftar pustaka untuk buku-buku teks adalah sebagai berikut:
a. Nama pengarang: nama belakang diikuti dengan nama depan dan tengah yang diakhiri dengan titik. Jika pengarang lebih dari satu, hanya nama pengarang pertama yang disusun sesuai dengan ketentuan tersebut.
b. Tuliskan nama pengarang selengkap mungkin, hindari penyingkatan kecuali sumber yang bersangkutan menggunakan nama singkatan.
c. Jika dalam daftar pustaka terdapat lebih dari satu sumber dari pengarang yang sama,jangan ulangi penulisan nama pengarang yang bersangkutan, tetapi digunakan garis
sepanjang 12 ketukan dari marjin kiri yang diikuti dengan titik.
d. Gunakan garis bawah untuk judul buku atau tanda kutip untuk bagian buku yang diambil sebagaimana dalam penulisan catatan kaki. Akhiri judul buku dengan titik.
e. Nama penyunting atau penerjemah ditulis dengan “Peny.” Atau “Penerj.” Dapat pula ditulis lengkap.
f. Tuliskan nomor edisi, kecuali edisi pertama, dengan menggunakan huruf arab (misal
edisi ke-2) tanpa diikuti oleh tanda baca apa pun.
g. Nama seri dituliskan tanpa tanda kutip dan tidak digarisbawahi, diikuti dengan koma, diikuti dengan nomor seri yang bersangkutan dengan angka arab (misal Volume 3,
No. 3, atau hanya 3), dan diakhiri dengan titik.
h. Tempat, penerbit, dan tanggal penerbitan, diikuti dengan titik. Jika terdapat beberapa tempat penerbitan, gunakan tempat pertama. Demikian pula, jika ada beberapa
tanggal/tahun penerbitan, gunakan tanggal/tahun yang terakhir, kecuali studi yang dilakukan secara khusus berhubungan dengan edisi yang sebelumnya.
i. Nomor halaman dituliskan dengan angka arab, didahului dengan koma dan diikuti dengan titik. Pengaturan penyajian daftar pustaka untuk majalah/jurnal berkala adalah serupa dengan penulisan dalam catatan kaki, kecuali tiga hal berikut:

a. Nama pengarang ditulis dari marjin kiri, tanpa nomor, dan untuk baris kedua dan seterusnya dituliskan menjorok lima ketukan. Nama dituliskan dengan urutan terbalik yang diakhiri dengan titik.
b. Judul diakhiri dengan titik (bukan koma).
c. Nomor halaman diberikan untuk seluruh halaman yang memuat artikel yang bersangkutan, bukan hanya nomor halaman yang dikutip. Pengaturan penyajian daftar pustaka untuk dokumen publik dan sumber-sumber lain adalah sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan mengenai catatan kaki, karena cokumen publik ini sangan bervariasi, maka bentuk penulisan dalam daftar pustaka tidak bisa dibakukan. Hal terpenting adalah kecukupan informasi bagi pembaca.
Contoh:
Basalamah, Anies S. Audit Sampling: Teori dan Aplikasi. Jakarta: STANProdip Press, 1994.
________. Metode Riset untuk Mahasiswa. Jakarta: STAN, 1995.
Cashing, Barry E. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan.
Edisi ke-


Selain Format yang harus kita ketahui, Karakteristik dari Karya ilmiah itu sendiri juga perlu di ketahui, seperti :
1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan
mendeskripsikan suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangana dalam kerangka ilmiah selalu dapat
ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat
diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan
tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan
ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

Dari kesemuanya itu, jadi bahasa indonesia sangat penting peranannya dalam penulisan ilmiah, mengapa demikian? karena untuk suatu karya ilmiah harus memakai bahasa indonesia( bahasa bangsa kita) yang baik dan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman bagi pembaca hasil karya tulis kita. memang amat sulit apabila kita berada dalam lingkungan yang kurang peka terhadap pemakaian kata bahasa indonesia yang baik dan benar akan tetapi alangkah baik nya kita sebagai generasi muda bangsa ini harus mepertahankan bahasa persatuan ini agar bahasa indonesia punah ditelan waktu.






Sumber :
3.Kamus Bahasa Indonesia(penerbit Duta media)
Nama : Indi Hapsari
NPM : 17108298
Kelas : 3 KA 17

Read Users' Comments (0)