3 ALASAN UNTUK KATAKAN TIDAK PADA JUNK FOOD

Junk food = Narkoba

Junk food tanpa kita sadari mempunyai efek seperti kita memakai narkoba yakni Kecanduan untuk makan secara berlebihan dan ingin lagi-lagi dan lagi..

Karena makanan junk food tinggi kalori sehingga bisa memicu respons ketagihan di otak. Para peneliti juga menemukan menurunnya kadar reseptor dopamine, hormon di otak yang memberikan sensasi rasa enak dan senang, pada mencit yang kegemukan, serupa dengan respons di otak pada manusia yang kecanduan narkoba. Ini berarti, respons otak orang yang kecanduan narkoba sama dengan orang yang hobi menyantap junk food.

"Kegemukan merupakan bentuk dari respons dorongan makan berlebihan. Oleh sebab itu, terapi pada bentuk kecanduan lain, misalnya kecanduan narkoba, mungkin bisa memberi efek yang positif pada pencandu junk food," kata Paul Kenny, peneliti dari Amerika Serikat.

Riset yang digagas Kenny adalah yang pertama mengindikasikan bahwa otak memberikan reaksi yang sama terhadap junk food seperti halnya obat-obatan.



"Riset ini memberikan bukti lengkap yang mengindikasikan bahwa obesitas dan kecanduan obat memiliki fondasi saraf-biologis yang sama,” kata Paul Johnson, rekan sekerja Kenny.


Dalam riset di laboratorium, Dr Kenny menggunakan tikus sebagai obyek percobaan. Tikus dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama hanya diberi makanan sehat secukupnya, kelompok kedua diberikan junk food dalam jumlah terbatas, sedangkan kelompok terakhir diberi junk foodsebanyak-banyaknya seperti cheesecake, produk lemak daging , kue spons dan snack coklat.



Dari penelitian terlihat, perilaku dua kelompok tikus yang pertama tidak menunjukkan perbedaan. Namun tikus-tikus yang paling rakus memakan junk food badannya menjadi sangat gemuk dan tampak mulai kecanduan.

Junk food = Sumber depresi

Kesimpulan didapat setelah mengamati pola konsumsi dari 3.486 ribu orang yang rata-rata berusia 55 tahun. Responden yang terdiri dari pria dan wanita ini, diminta untuk mengisi kuisioner mengenai berapa banyak makanan yang mereka konsumsi setiap hari. Tak hanya itu, mereka juga diminta untuk menyebutkan berapa kali makan makanan kemasan dalam sehari. Rentang ukuran yang diberikan untuk makanan kemasan adalah tidak pernah sampai 6 kali sehari.



Dari data yang terkumpul, kemudia dibagi dalam beberapa identifikasi. Pertama adalah identifikasi pola konsumsi makanan yang diproses dengan benar.
Tolak ukurnya, berapa kali dalam sehari responden mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan ikan. Kedua adalah makanan yang proses pengolahannya tidak sehat dan umumnya diartikan sebagai makanan kemasan. Untuk jenis makanan ini karakteristiknya adalah memiliki kadar gula, lemak, dan kalori yang tinggi. Jenis makanan yang paling sering masuk dalam karakteristik itu adalah makanan-makanan cepat saji yang digoreng.



Selama 5 tahun, semua responden diamati dengan menjawab kuisioner yang berikan, hasilnya mereka yang mengonsumsi makanan sehat sangat kecil kencenderungannya untuk mengalami depresi. Sedangkan makanan kemasan yang kadar gula dan lemaknya tinggi, membuat tubuh kita jadi lebih lemah. “Penelitian ini sangat komprehensif karena kami melakukannya pada responden yang besar dengan faktor sosio-demografis yang luas,” Tasnime Akbaraly, PhD., ketua penelitian dari National Insitute of Health and Medical Research. Beliau menyarankan agar kita mengurangi konsumsi makanan kemasan, makanan yang nilai lemak dan gulanya tinggi. “Lebih baik perbanyak buah, sayuran, dan ikan, karena makanan-makanan ini tak memicu terjadinya depresi pada para responden yang kami amati.” (Preventiononline/Siagian Priska)

Junk food = Cepat Pikun (Alzheimer)

Penilitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Karolinska institute, swedia mengindikasikan kebiasaan gaya hidup modern seperti diet kaya lemak, gula dan kolesterol akan memperbesar terjadinya risiko kepikunan (Alzheimer), karena “Dari hasil pemeriksaan pada otak-otak tikus, kami menemukan perubahan kimiawi yang tidak jauh berbeda pada otak manusia yang terserang Alzheimer” uncap Susanne akterin.

Alzheimer adalah penyakit yang belum ada obatnya. Hampir enam puluh persen kasus kepikunan atau demensia pada orang lanjut usia disebabkan oleh penyakit ini. Karena kolesterol dalam makanan bisa menurunkan kadar protein lain sering disebut Arc yang berperan dalam kemampuan daya ingat.

CARA MENANGGULANGI BAHAYA JUNK FOOD


1. Sarapan dengan benar
Mulailah hari dengan sarapan sehat, seperti jus buah, susu rendah lemak, yogurt, sereal tinggi serat, dan buah.
Orang yang pola makannya tinggi serat mencerna makanan dengan lambat. Akibatnya, rasa lapar jadi tertunda dan keinginan untuk mengasup makanan berlemak juga berkurang.

2. Potong porsi dan ukuran

Jangan sekalipun mencoba berpantang makanan tak sehat karena akibatnya Anda justru makin tergoda untuk mencomotnya. Jika ingin, belilah dalam porsi kecil lalu bagilah dengan rekan di sebelah Anda.

3. Pilih kualitas
Anda suka cokelat, pilihlah cokelat berkualitas tinggi yang pasti mahal. Karena mahal, Anda jadi tidak sering membeli.

4. Mulai olahraga
Olahraga akan memompa endorfin, yaitu morfin alami dalam tubuh, untuk beredar ke seluruh tubuh. Dengan berolahraga, Anda jadi punya waktu sedikit untuk makan.
Untuk mengurangi keinginan makan cokelat atau makanan manis setelah makan besar, coba jalan-jalan sejenak di sekitar rumah. Apabila anda berada dipusat perbelanjaan apa salah nya berjalan-jalan sedikit sambil menikmati berbagai macam barang.

5. Makan teratur
Melewati waktu makan akan menyebabkan kadar gula darah jadi turun. Akibatnya, Anda akan memakan apa pun makanan yang manis di dekat Anda agar kadar gula bisa normal. Jaga kadar gula agar tetap normal dengan makan tiga kali sehari dengan gizi seimbang dan porsi yang sesuai untuk Anda. Ingat, jangan berlebihan.

6. Cari alternatif lain
Keinginan mencari makanan berlemak bisa jadi merupakan tanda dari tubuh butuh asupan lemak. Sebaiknya penuhi kebutuhan lemak tubuh itu dengan lemak yang sehat, seperti alpukat dan menggunakan dressing salad dari minyak zaitun. Menyantap yogurt buah segar, sorbet, atau es krim rendah lemak juga bisa untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan makanan manis dan berlemak.

7. Pertimbangkan menggunakan suplemen
Banyak orang tak sadar dirinya kekurangan mineral zinc, zat yang terdapat dalam kerang dan daging sapi. Kekurangan mineral inilah yang menyebabkan lidah kita jadi kehilangan kepekaan. Akibatnya, kita jadi butuh lebih banyak garam dan gula untuk menikmati makanan.


sumber

kompas.com


Read Users' Comments (0)

0 Response to "3 ALASAN UNTUK KATAKAN TIDAK PADA JUNK FOOD"

Posting Komentar