Virus Plagiat Makin Merebak

Indonesia kembali bersedih, bagaimana tidak….

Dua hari berturut-turut salah satu surat kabar harian (red-Kompas) terus membahas masalah penjiplakan karya ilmiah (skripsi, tesis,disertasi) didunia akademik tak pandang bulu kali ini sang pelaku diduga adalah calon guru besar di salah satu perguruan tinggi swasta Yogyakarta yang menjiplak karya ilmiah mahasiswanya sendiri hanya untuk meraih kenaikan jabatan dosen. Karena dengan adanya kenaikan jabatan dosen, taraf kesejahteraannya meningkat.

Selain modus diatas, masih banyak cara cepat dalam meraih gelar Diploma, Sarjana, Magister, Doctor dan Professor. Antara lain dengan memanfaatkan mahasiswa untuk melakukan beberapa penelitian setelah itu mengklaim bahwa hasil penilitian tersebut adalah karya sang dosen. Selain itu ada cara pesan skripsi dan model penulisan lainnya melalui beberapa media, seperti iklan dikoran ataupun beberapa spanduk yang banyak tertempel di sekitar lingkungan perguruan tinggi.

Sungguh sangat disayangkan apabila 80% lulusan perguruan tinggi tak punya kemampuan apa-apa, banyak lulusan sarjana menganggur. Sebenarnya apa yang kita cari dari perguruan tinggi? Hanya Gelar dan Nilai yang Tinggi? atau Ilmu yang bermanfaat??

Yah itu sebenarnya pilihan, ada pepatah bagus yang saya baca disalah satu surat kabar (red-Kompas) “ Non scholaesed viate discimus (Seneca, epist.106.11) yang artinya :

“Manusia belajar bukan untuk sekedar memperoleh nilaiberupa angka-angka yang kadang bersifat relative dan subyektif, tetapi manusia belajar untuk hidup. Yang utama adalah nilai-nilai untuk mendukung hidup manusia”

Sanksi yang diterima bila terbukti melakukan plagiat yang ditujukan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau keahlian tertentu maka akan dicabut gelarnya dan dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp 200 juta.

(Sumber : Koran Kompas Tanggal 18 dan 19 Februari 2010)

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Virus Plagiat Makin Merebak"

Posting Komentar